All about My Life
Kamis, 19 Juni 2014
Semua Karena Anugerah Tuhan Allah, dalam nama Tuhan Yesus
Puji Tuhan .. i had no reason for not praise and worship YOU.. My GOD, My LORD, and My KING .. Puji Nama TUHAN.. nda sangka akan secepat dan semudah itu. 1 minggu sibuk urus for SBMPTN bolak - balik Tondano-Tompaso. itu semua nda berasa seperti rintangan, mar berasa seperti berkat dan ucapan syukur .. Makase Tuhan Yesus for segalahnya.. qt nda nyangka akan seperti ini.. prosesnya sangat berarti dan menyenagkan ketimbang hasil yang di dapat.. Puji Tuhan.. sampai saat ini masih di berikan kesehatan deng kekuatan.. semua hanya karena AnugerahNya Tuhan Yesus .. Tuhan Yesus, masih ada lagi yang ditunggu2 yaitu hasil test dan pengumuman BIDIKMISI.. Semua injil serahkan kedalam tangan TUHAN yang penuh kasih dan Kuasa .. Dalam nama Tuhan Yesus. AMIN
Kamis, 27 Februari 2014
Demokrasi menurut Iman Kristen
Istilah demokrasi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti “Rakyat” dan kratos yang
berarti “pemerintahan, kekuatan”. Dengan demikian, demokrasi dapat di mengerti
sebgai:
1.
Bentuk
pemerintahan dimana keputusan politiknya ditentukkan sebagian besar oleh rakyat
biasa melalui wakil-wakil yang dipiih pemilihan berkala secara bebas.
2.
Suatu pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi
ada di tangan rakyat; sehingga demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
3.
Sebuah keadaan yang di dalamnya terdapat
kebebasan, persamaan, dan permusyawaratan.
4.
Pandangan hidup yang dicerminkan dengan
perlunya partisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa di dalam membentuk
nilai-nilai bersama di dalam masyarakat.
Pemerintah
yang bersifat demokratis pertama kali di praktikan oleh bangsa Yunani. Di
Athena kuno,demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat. Namun demikian, yang di
maksudkan “rakyat” di sini tidak sama dengan rakyat dalam pengertian kita
sekarang. “rakyat” di Athena adalah laki-laki merdeka, kaum bangsawan, yang
berbeda dengan perempuan, rakyat jelata
dan para budak yang tidak mempunyai hak untuk ikut serta menata kehidupan
masyarakat.
Betapapun
demikian, gagasan tentang demokrasi itu kemudian berkembang, mula-mula di
Amerika Serikat dan belakangan semakin meluas di seluruh dunia. Meskipun
demikian, di Amerika Serikat demokrasi mula-mula tidaklah seperti yang kita
bayangkan sekarang – dengan rakyat yang memerintah melalui wakil-wakil mereka
di parlemen dst. Pada awalnya, hanya lelaki kulit putih dewasa yang memiliki
property ( tanah, pegunungan, lading, dll) yang mempunyai hak pilih. Para budak
asal Afrika, orang-orang kulit hitam merdeka , bahkan perempuan kulit putihpun,
tidak memiliki hak ini.
Pada
1789, Prancis mengadopsi “ Deklarasi Hak-hak manusia dan warga Negara “.
Meskipun demikian, Dewan Konvensi Nasional (= DPR), hanya dipilih oleh
laki-laki. Hal ini jelas menunjukkan bahwa pemerintah Prancis pada waktu itu belum sepenuhnya
bersifat demokratis. Begitu pula halnyya denga Amerika Serikat yang kini sering
dianggap sebagai pembela demokrasi di dunia. Hak pilih laki-laki kulit hitam
keturunan para budak baru diakui pada tahun 1870 dan hak pilih kaum perempuan
baru diakui pada tahun 1920.
Di
masa kini banyak Negara di dunia yang mengaku
“Demokratis”, artinya, berdasarkan demokrasi. Ada yang bentuknya
demokrasi Liberal seperti di Amerika Serikat, ada demokrasi sosialis seoerti di
sejumlah Negara Skandinavia, atau demokrai komunis seperti republic demokratis
rakyat Korea, nama resmi Negara Korea Utara . Namun, label “Demokrasi” bukanlah
jaminan apa-apa. Di Korea Utara, misalnya, hanya ada satu partai politik
sehingga rakyat tidak mempunyai pilihan dalam proses pemilihan umum.
Jadi,
meskipun banyak Negara menyebut dirinya ”demokratis” , pada praktiknya banyak
diantaranya yang tidak benar-benar demokratis. Belum seluruh rakyatnya
mempunyai hak memilih dan dipilih. Rakyat tidak sepenuhnya berkuasa, karena
system yang dibangun memang tidak memungkinkan rakyat untuk memerintah dan berkuasa.
Sebaliknya, rakyat dapat di perlemah dengan berbagai peraturan dan larangan.
DEMOKRASI
DI INDONESIA
Negara Indonesia
bertujuan melindungi dan menyejahterakan rakyat sesuaidengan pembukaan UUD
1945.
Melalui perjalanan panjang dalam mewujudkan demokrasi di
Indonesia, bangsa Indonesia telah menetapkan bahwa demokrasi yang akan
dilaksanakan adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila dalah system
pemerintahan Negara yang berlandaskan pada falsafah Pancasila dan di dalam
pelaksanaannya berpedoman pada segala ketentuan yang terdapat pada Pancasila
dan UUD 1945. Konsekuensi penerapan demokrasi Pancasila ini, antara lain :
·
Negara harus
menjamin kebebasan untuk menganut dan menjalankan agama atau kepercayaan yang
di yakini;
·
Pengakuan
terhadap proses demokrasi dalam segala urusan kemasyarakatan.
·
Adanya persatuan
bangsa yang tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, golongan ekonomi, dll.
Sekaligus mengakui kepelbagaian yang ada di masyarakat.
·
Keadilan social
yang berlaku bagi semua rakyat tanpa, terkecuali.
Dalam pelaksanaannya,
demokrasi di Indonesia mengalami berbagai gejolak. Di masa orde lama di
berlakukan “ demokrasi terpimpin” yang tidak memberikan kesempan kepada rakyat
untuk mengembangkan inisiatifnya sendiri. Segala sesuatu harus dijalankan di
bawah pimpinan presidenmyang berkuasa saat itu, Soekarno.
Selama masa Orde Baru, meskipun teorinya di berlakukan “
Demokrasi Pancasila” , pada praktiknya keadaan tidak jau berubah dari masa Orde
Lama. Bahkan dalam banyak hal partisipasi masyarakat dalam pemerintahan justru
menjadi lebih sempit. Partai politik yang boleh hidup pada saat itu hanya tiga.
Rakyat diwajibkan menyalurkan aspirasinya hanya lewat ke tiga partai tersebut.
Pemilihan presiden dilakukan oleh majelis pemusyawaratan rakyat (MPR), yang
hanya di perhadapkan pada satu pilihan saja :
Soeharto. Tidak mengherankan apabila selama Orde Baru Indonesia
terus-menerus dipimpin oleh satu orang presiden saja yang dipilih hingga enam
kali berturut-turut, karena orang tidak mempunyai pilihan yang lain.
Parlemen, yang mestinya menjdai “ Dewan Perwakilan Rakyat”
, telah menjadi alat penguasa semata-mata. Dalam keadaan seperti itu, rakyat
justru memperoleh pemberdayaan lewat lembaga-lembaga swadaya masyarakat
yang menolong rakyat yang hidup di
sector formal dan informal seperti petani, buruh pabrik, pedagang kaki lima,
pemungut sampah, dll. Lembaga-lembaga ini bergerak memberikan pelatihan, modal
kerja, pengunaan teknologi tepat guna, bagi masyarakat. Ada pula lebaga-lembaga
yang bergerak dengan memberikan bantuan hokum dan hak asasi manusia bagi kaum
perempuan dan rakyat kecil yang tidak mempunyai dana untuk membela diri dalam
menghadapi pihak-pihak yang lebih kuat.
Beberapa lembaga swadaya masyarakat yang tumbuh dari
lingkungan gereja dan yang banyak menolong masyarakat antara lain adalah: Moria
GPKP, Layar Siantar ( Sumut ) ; Yayasan Bimbingan Kesejahteraan Sosial ( Solo
); Yayasan Alfa-Omega ( Timor ); yayasan Dian-Interfidei dai Kaliurang,
Yogyakarta; yayasan pengembangan masyarakat desa ( YPMD)- Papua dll.
DEMOKRASI MENURUT IMAN
KRISTEN
Yohanes Calvin, salah sorang tokoh Reformasi Gereja, dapat
dikatakan sebagai pencetus benih bagi system demokrasi modern. Calvin
mengatakan bahwa gereja di bawa Allah, adalah sebuah republic rohani. Jabatan
peatua dalam ajaran Calvin adalah jabatan yang mengatur gereja. Para penatua
inilah, bukan seorang uskup, yang mengawasi pemberitaan Firman dan penerapannya
dalam kehidupan gereja maupun warga gereja sehari-hari. Calvin, yang
menyatakan bahwa para pemimpin
bertanggung jawab kepada rakyat dan dapat di gulingkan bila ternyata tidak
memerintah dengan baik, memberikan suatu pemahaman baru tentang kedudukan
rakyat dan raja.
James Hasting Nichols, seorang pakar Sejarah Gereja dari
Unversitas Chicago di AS menyatakan
bahwa sementara system politik Abad Pertengahan mulai tersisihkan,
muncullah dua pemikiran keagamaan yang menguat pada abad ke- 19 . Yang pertama
di wakili oleh gereja Katolik Roma, Anglikan, dan Lutheran, yang mengajarkan
tentang “hak inilah yang dikaruniai Allah kepada raja” yang menyiratkan bahwa
rakyat tidak berhak melawan raja. Aliran yang kedua diwariskan oleh
gereja-gereja Calvinis yag menekankan pembatasan terhadap monarki, kewajiban timbal balik antara Negara atau
herarki dengan dirinya dan Allah. Teologi Calvin ini kemudian memberikan
pengaruh yang kuat kepada system pemerintahan yang di kembangkan di Amerika
Serikat, yang kemudian menjadi suatu system demokratis.
Berdasarkan hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
setiap orang Kristen wajib berperan aktif dalam kehidupan berdemokrasi. Hal ini
dapat di wijudkan, antara lain dalam turut berpartisipasi aktuf dalam pemilu,
menjadi anggota partai politik, turut secara akif dalam pengambilan keputusan
yang mengatur kehidupan bersama, dan bentuk-bentuk kegiatan polotk lainnya.
Dengan demikian, orang Kristen ikut mengontrol penggunaan kekuasaan oleh
pemerintah, dan ikut serta bertanggung jawab menciptakan hidup yang lebih
sejahtera di tengah masyarakat.
Iman Kristen menegaskan bahwa semua kuasa berasal dan hanya
milik Allah. Kuasa adalah pemberian Allah yang harus di pertanggungjawabkan
dalam pelayanan masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang Kristen yang terlibat
dalam berbagai kegiatan politik wajib menyuarakan suara kenabian. Suara
kenanbian itu di dasarkan pada nilai-nilai yang universal, yaitu: menegakkan
keadilan, menyatakan kebenaran, menghormati kebebasan yang bertanggung jawab,
memperjuangkan kesejahteraan, dan mempraktekkan Kasih kepada semua orang.
Kelemahan yang selama ini terjadi adalah orang Kristen
cenderung menghidari keterlibatan dala aktivitas yang “berbau” politik. Politik
hanya dianggap sebagai urusan orang-orang tertentu saja, yang terlibat di
partai politik ( anggota DPR/DPRD ), atau pemerintah. Warga gereja lainnya
merasa sudah cukup kalau menjadi “penonton” saja. Padahal , sadar atau tidak,
di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semua warga Negara akan
menanggung dampak dari setiap keputusan politik yang ditetapkan. Dengan
berpartisipasi aktuf dalam kegiatan politik, orang Kristen turut menata
kehidupan bersama, sekaligus merupakan upaya kita untuk mewujudkan nilai-nilai
demokrasi yang sesuai dengan iman Kristen.
Selasa, 04 Februari 2014
Struktur, Logo, Visi-misi, dan sejarah Gereja Masehi Injili Minahasa, Efata Tompaso
TOMPASO, 17 SEPTEMBER 2013
|
TUGAS AGAMA
OLEH : INJILIA LUMUNON
KELAS: XII IPA
·
Struktur Gereja
·
VISI – MISI
·
LOGO
·
Sejarah Gereja
·
Badan Hukum
|
|
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kehendakNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang sejarah
gereja GMIM Efata Tompaso.Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui sejarah Gereja kami
ini.
Isi dari makalah ini menggunakan
sistematika kerangka karangan atau ilmiah lewat buku-buku tentang sejarah GMIM
Efata Tompaso, maupun literatur-literatur yang berhubungan dengan sejarah
gereja ini.
Lewat membaca makalah ini, penulis
berharap agar para siswa maupun
siswi bisa membaca secara keseluruhan agar siswa dapat mempelajarinya.
Dalam rangka peningkatan kualitas
makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca budiman.
Semoga makalah ini dapat dijadikan pegangan bagi pembaca,
terutama para siswa/siswi.
Sekian dan Terima kasih.
Penulis,
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
STRUKTUR GMIM EFATA TOMPASO
PENDAHULUAN
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. BAB
I. VISI MISI GMIM
2. BAB
II. LOGO
3. BAB
III. BADAN HUKUM
PENDAHULUAN
Sejarah masuknya Injil di Tumompaso
adalah satu hal yang sangat perlu digali kemudian diungkap karena misionaris
dan zendeling membawa dan menyebarkan injil sampai pada perkembangannya.Dengan
sejarah tersebut kita dapat mengenal sesuatu yang indah sekarang yang merupakan
hasil usaha para pendahulu.Sejarah adalah sejarahnya Tuhan.Kita yakin
kedatangan zendeling-zendeling adalah kehedak dari Tuhan.dengan sejarah kita
dapat memetik apa yang baik kemudian dapat meniadakan yang kurang baik. Bagian
yang baik sangat penting berguna untuk generasi yang akan dating yang akan
menerima tongkat estafet kepemimpinan gereja dan pelayanan-pelayanan
jemaat.Sejarah masuknya injil berpijak pada geografis dan budaya Tumompaso yang
sejak lama sudah dikenal.Tumompaso sumber dari kata Tompaso dank arena bertambahnya
jumlah penduduk kemudian memperluas wilayahnya berkembang menjadi
Tumompaso.Orang Tompaso pada mulanya diam disekitar watupinabetengan.
Kec.Tompaso terdapat
watupinabetengan yang sejak lama ada digali oleh J. G. T Schwarz 1a)
tahun 1888 merupakan batu yang dianggap suci oleh orang Minahasa dahulu. Jauh
sebelum digali oleh Schwarz batu
tersebut menjadi tempat bermusyawarah orang Minahasa.Pada masa pemerintahan
Belanda tahun 1679 Minahasa ada 23 walak, tahun 1856 ada 27 walak, Tompaso
salah satu walak (pakasaan). Walak (pakasaan) Tompaso dibawa Mayor Sondakh
memiliki wilayah diseberang Ranoiapo yang kemudian waktu itu daerah tersebut
menjadi distrik Tompaso dengan ibukotanya Motoling.
Sebelum adanya pemukiman Tompaso
ini ada benerapa tempat yang merupakan batu lonjatan ke Tompaso dimana terdapat
bukti berupa waruga yang berada di Mawale sebelah utara Kanonang, kemudian
beralih lagi ke Padior sebelah selatan Tompaso II sekarang dan perkebunan
Kamanga (Timbukar) di sebelah Barat Daya Tompaso terakhir beralih ke Tompaso
sekarang. Kepercayaan yang dianut peduduk sebelum injil masuk dan berkembang
yaitu percaya kepada sesuatu yang mempunyai kekuasaan tertinggi disamping itu
ada roh-roh yang berada disekitar kehidupan manusia yang dikenal dengan
alifuru.
Kedatangan orang barat pada
mulanya berdagang, bersamaan dengan itu datang juga penginjil-penginjil.
Mula-mula Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris dan bangsa lain.
Penginjil-penginjil mulai masuk ke Minahasa pada abad 16 awalnya yakni Kristen
Katolik.Penginjil-penginjil masuk melalui Maluku.Khusus Kristen Protestan mulai
masuk abad 17. Usaha pekabaran Kristen Protestaninjil berjembang pesat dan
sukses dengan cara mendirikan sekolah. Mula-mula pengabaraninjil Kristen
Protestan dibawah oleh Nederlandch Zendeling Gonootschap mulai pada tahun 1831
oleh Ridel dan Schwarz1bkemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda
terakhir oleh Sinode GMIM pada tahun 1934.
Pekabaran injil oleh pendeta dari
barat kemudian dibantu oleh para penolong-penolong.Tahun 1831 Tumompaso
(Tompaso, Tolok, Tompaso II, Pinabetengan, Tonsewer, Touure dan Kanonang),
termasuk dalam Resort Langowan.Tahun1934 menjadi klasis berubah menjadi
lingkaran pada tahun 1951 berakhir menjadi Wilayah pada tahun 1965.
BAB IV
JEMAAT GMIM TOMPASO
(sekarang GMIM EFATA Tompaso)
1.
Pelayanan
Kepada Jemaat oleh Penlong
Pada
saat GMIM bersinode pelayanan ibadah dipimpin oleh Penlong DK Kalesaran
1933-1942.Penlong DK Kalesaran berasal dari Woloan Tomohan80.Penlong
DK Kalesaran dibantu dalam administrasi oleh sekretaris Lekes Tamunu dan
bendahara Samuel Tarore.Penlong pada mulanya penolong statusnya sebagaimana
seorang Pendeta Guru Jemaat tahun 1932-1938 adalah Pinaria.Disaat itu komisi
pelayanan yang berperan adaalah Kaum Ibu dan Pemuda.Tahun 1937 Komisi Pelayanan
Kaum Ibu adalah Persatuan Kaum Ibu Minahasa (Perkim). Sebagai Ketua Perkim Ibu
Mewengkang Lapian, Sekretaris Ibu Lumunon Lantang dan Bendahara Ibu Nelwan
Lumunon.
Tahun
1937-1946 Komisi Pemuda bernama Serikat Pemuda Minahasa (SPM) sebagai Ketua
Wilhemina Mamesah, Sekretaris Sarah Kalesaran, Bendahara Corry Laluyan.SPM
Jemaat dibantu oleh 3 kelompok yaitu Kelompok Sehati terdiri dari 4 desa
(Sendangan, Liba, Talikuran, Tempok), kelompok Imanuel Kamanga Selatan),
Kelompok Efrata (Kamanga Utara dan Tember).
Istilah
Penlong diganti Pendeta pada saat Ketua Sinode dijabat oleh DS.AZR Wenas.Tahun
1942-1947 Pdt.W. Kolibu menggantikan Penlong DK Kalesaran Pendeta WA Kolibu
berasal dari Tompaso. Ia dibantu oleh Penlong Laluyan yang sudah menjadi
Emeritus Pimpinan Jemaat sebagai :
Ketua : Pdt. WA Kolibu
Sekretaris : Lekes Tamunu
Bendahara : Benyamin Nelwan.
Dimana
itu berlangsung Perang Dingin ke II.Saat itu anggota jemaat mengungsi ke
kebun.Ibadah-ibdah diadakan dirumah bulu yang agak luas di kebun Saliwunut.
Limbobok, Padior, Tatawun dan Nuangan. Penlong WA Kolibu melayani jemaat di
Saliwunut, Penlong Laluyan di Limbobo Tatawun dan Nuangan.Saat ini ekonomi
jemaat sangat sulit. Ada yang menggunakan karung goni pengganti baju, pada
tahun 1938 Guru Jemaat Pinaria diganti oleh Manuel mamesah, tahun 1943 diangkat
lagi guru jemaat Eres Mewengkang.
Pada
tahun 1946, SPM dan Perkim berubah menjadi PPKM dan PKIKM. PPKM (Pergerakan
Pemuda Kristen Minahasa), PKIKM (Pergerakan Kaum Ibu Kristen Minahasa). Pada
tahun 1946 Perkim yang sudah berubah menjadi PKIKM dimimpin oleh
Ketua : Ibu Wihelmina
Kolibu Mamesah\
Sekretais : Lies Mokalu Nelwan
Bendaharan : Corry Manahirip Laluyan
Usaha
yang dilakukan PKIKM adalah menyiapkan kereta jenazah.
2. GMIM Tumompaso Berubah Menjadi Lingkaran
Tumompaso
Ketika
Tumompaso berubah menjadi Lingkaran Pendeta di Jemaat bagian Tompaso tahun
1947-1954. Sebagai ketua, sekretaris dan bendahara :
Ketua : Lolombulan Sondakh
Sekretaris : F. Tamunu
Bendahara : George Mewengkang.
Pendeta
L. Sondakh melayani tahun 1947-1954, ia sangat dekat dengan masyarakat. Ia juga
gemar beternak kuda pacu. Sebagai ketua, sekretaris dan bendahara :
Ketua : Pdt. L. Sondakh
Sekretaris : Lekes Tamunu
Bendahara : Samuel Tarore
Pendeta
L. Sondakh diganti oleh Pendeta Roring 1954-1955, ia juga seorang pemain sepak
bola. Walaupun ada sebagian anggota jemaat yang tidak setuju seorang pendeta
pemain sepak bola. Sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara :
Ketua : Pdt. Roring
Sekretaris : F. Tamunu
Bendahara : G. Mewengkang.
Sebagai
pimpinan PPKM pada tahun 1946-1957 adalah :
Ketua : Hans Mewengkang,
Sekretaris : Lies Nelwan,
Bendahara : Corry Laluyan.
Pembantu : Anni Wenas, Yuul Mewengkang.
PPKM
pada periode ini punya 3 kelompok (sekarang dikenal dengan rayon)
1.Kelompok/Rayon Sehati (Talikuran, Liba, Sendangan) sebagai ketua Marthen
Rattu. 2. Kelompok/Rayon Imanuel (Kamanga Selatan) sebagai ketua Pes Wowor, dan
3. Kelompok/Rayon Efrata (Kamanga II, Tember) sebagai ketua Yuul
Mamesah.Pimpinan PPKM juga melayani Sondag School (Sekolah Minggu).
Tahun
1958 PKIKM menjadi pimpinan adalah :
Ketua : Ibu Mamesah Kaperek
Sekretaris : Ibu Wihelmina Kolibu Mamesah
Bendahara : Ibu S. Mewengkang Tarore.
Ibu
Mamesah Kaperek menjadi anggota Badan Pekerja Sinode selama 8 tahun.Usaha PKIKM
adalah meyukseskan Sekolah Kepandaian Putri di Titiwungen Manado dan Rumah
Pengasihan Betesda.
Pimpinan
PPKM tahun 1952-1956 adalah :
Ketua : Arnik Nelwan
Sekretaris : Busuk Rattu dan
Bendahara : Julien Mamesah
Pada
tahun 1956-1958 pimpinan PPKM :
Ketua : RI Kaawoan,
Sekretaris : Joddy Oping
Bendahara : Mamesah
Pendeta
Roring digantikan oleh Pdt. Tumilaar yang berasal dari Tumaratas. Sebagai
ketua, sekretaris, dan bendahara ;
Ketua : Pdt. Tumilaar
Sekretaris : F. Tamunu
Bendahara : G. Mewengkang
Tahun
1955-1961 saat itu lingkaran Tumompaso ada 7 jemaat bagian, yaitu : Jemaat
Bagian Tolok, Jemaat Bagian Tompaso, Jemaat Bagian Tompaso II, Jemaat Bagian
Pinabetengan, Jemaat Bagian Touure, Jemaat Bagian Tonzewer, dan Jemaat Bagian
Kanonang.
Tahun
1958 anggota jemaat berada dipengungsian terpisah-pisah di perkebunan, karena
terjadi perang antara Permesta dan Pemerentah Pusat.Ibadah di gereja sangat
kurang, demikian juga sekolah-sekolah ditutup.Minahasa berada dalam
pemerintahan Permesta.Beberapa bulan kemudian Pemerintahan Pusat melalui TNI
menguasai kembali Tompaso, masyarakat dipengunsian disuruh kembali kerumahnya
masing-masing.Ibadah di gereja berlangsung kembali, namun perang masih
berlangsung Permesta dan TNI masih terjadi kontak senjata.Setiap keluarga membuat
lubang perlindungan di halaman rumahnya.Dalam keadaan perang manusia diliputi
perasaan takut dan menderita.Mereka menyerahkan diri pada Tuhan, sangat rindu
mendapatkan keselamatan.Akhirnya Ibadah Minggu dan Salinan kembali normal,
tahun 1961 perang berakhir.Pdt. Tumilaar diganti oleh Pdt. Mesie.Pendeta Mesie
berasal dari Tumaratas. Tahun 1961-1962 sebagai ketua, sekretaris, dan
bendahara :
Ketua : Pdt. Masie
Sekretaris : H. Turangan
Bendahara : G. Mewengkang.
3. Tahun 1965 GMIM Tumompaso menjadi
wilayah
GMIM
Tompaso di tetapkan menjadi pusat wilayah sehingga ketua wilayah berada di
Jemaat GMIM Tompaso.Sebagai ketua wilayah Pdt. Waleleng, turun ke jemaat-jemaat
dan sering harus berjalan kaki.Bahkan ke jemaat yang berada di Kota Menara
harus berjalan kaki dan di temani oleh anggota PPKM.
Pada
tahun 1959-1966 Pimpinan PPKM :
Ketua : Rudolf Mamesah,
Sekretaris : Jan A. Mamesah,
Bendahara : Hety Mewengkang
Kegiatan
PPKM mengadakan drama rohani, memimpin Sondaag School sekarang sekolah minggu
yang dilaksanakan tiap minggu pagi.Ada 3 tumpukan PPKM saat itu yakni Sehati,
Imanuel, Efrata.Sebagai ketua tumpukan Sehati yaitu J.B Turangan, tumpukan
Imanuel ketua yaitu Wempi Manongko, untuk tumpukan Efrata ketuanya Johny
Tamunu. Tempukan Sehati (terdiri dari desa : Talikuran, Tempok, Liba, dan
Sendangan). Tumpukan Imanuel (desa : Kamanga Selatan), tumpukan Efrata (desa :
Kamanga Utara dan Tember. Diwaktu itu PPKM sangat giat melakukan kegiatan drama
rohani.Pdt. Massie digantikan oleh Pdt. Bernard Waleleng pada tahun 1962-1974.Pdt
B. Waleleng berasal dari Tandengan. Pdt B. Waleng leng dikala masuk jemaat GMIM Tompaso masih pemuda.
Pada
tahun 1975 di jemaat GMIM Tompaso diadakan sidang sinode ke 50 selama 5
hari.Salah satu keputusan sidang tersebut sentralisasi keuangan jemaat ke
sinode.Konsumsi peserta siding di sediakan oleh jemaat Tompaso melalui
kolom-kolom.
Perletakan
batu pertama pembangunan gereja yang permanen pada tah1977. Selain pemangunan
fisik, dalam pelayanan untuk membantu jemaat tetap juga diperhatikan yaitu di
tahun 1980 gerejapun ikut membantu anggota jemaat yang sakit yang juga di
laksanakan sampai sekarang.dana yang diperoleh dari jemaat yaitu dengan
dibuatkan kotak untuk tabungan dari setiap keluarga,setiap bulan disetor ke
syamas masing-masing kolom kemudian disetor kebendahara jemaat.
Dalam
perkembangannya, pada tahun 1987 jemaat GMIM Tompaso berubah nama menjadi Efata
Tompaso. Yang diresmikan olen Menteri Sekretaris Negara, Sudarmono, SH. Dan
hingga saat ini telah memekarkan Jemaan GMIM kamang-Kamangan, Paulus Tempok,
Ebenheazer Tember, Syalom Tompaso, dan dalam persiapan untuk pemekaran GMIM
Efata Tompso di rayon Liba.
STAATBLAAD No. 155
tanggal 5 Mei 1927
Yang
berbadan hukum diatas ada 12 gereja, dan GMIM termasuk nomor 1
STAATBLAAD
= peraturan perundang-undangan pada masa Hindia Belanda
Langganan:
Postingan (Atom)