Selasa, 04 Februari 2014

Struktur, Logo, Visi-misi, dan sejarah Gereja Masehi Injili Minahasa, Efata Tompaso


TOMPASO,  17 SEPTEMBER 2013

TUGAS AGAMA




 



OLEH : INJILIA LUMUNON
KELAS: XII IPA


·         Struktur Gereja
·         VISI – MISI
·         LOGO
·         Sejarah Gereja
·         Badan Hukum








KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kehendakNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
        Makalah ini berisi tentang sejarah gereja GMIM Efata Tompaso.Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui sejarah Gereja kami ini.
        Isi dari makalah ini menggunakan sistematika kerangka karangan atau ilmiah lewat buku-buku tentang sejarah GMIM Efata Tompaso, maupun literatur-literatur yang berhubungan dengan sejarah gereja ini.
        Lewat membaca makalah ini, penulis berharap agar para siswa maupun siswi bisa membaca secara keseluruhan agar siswa dapat mempelajarinya.
        Dalam rangka peningkatan kualitas makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca budiman.
        Semoga makalah  ini dapat dijadikan pegangan bagi pembaca, terutama para siswa/siswi. Sekian dan Terima kasih.


                                                                                                                 Penulis,



 



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
STRUKTUR GMIM EFATA TOMPASO
PENDAHULUAN
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1.      BAB I. VISI MISI GMIM
2.      BAB II. LOGO
3.      BAB III. BADAN HUKUM
4.      BAB IV. SEJARAH JEMAAT GMIM TOMPASO (sekarang GMIM Efata )
















PENDAHULUAN
Sejarah masuknya Injil di Tumompaso adalah satu hal yang sangat perlu digali kemudian diungkap karena misionaris dan zendeling membawa dan menyebarkan injil sampai pada perkembangannya.Dengan sejarah tersebut kita dapat mengenal sesuatu yang indah sekarang yang merupakan hasil usaha para pendahulu.Sejarah adalah sejarahnya Tuhan.Kita yakin kedatangan zendeling-zendeling adalah kehedak dari Tuhan.dengan sejarah kita dapat memetik apa yang baik kemudian dapat meniadakan yang kurang baik. Bagian yang baik sangat penting berguna untuk generasi yang akan dating yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan gereja dan pelayanan-pelayanan jemaat.Sejarah masuknya injil berpijak pada geografis dan budaya Tumompaso yang sejak lama sudah dikenal.Tumompaso sumber dari kata Tompaso dank arena bertambahnya jumlah penduduk kemudian memperluas wilayahnya berkembang menjadi Tumompaso.Orang Tompaso pada mulanya diam disekitar watupinabetengan.
Kec.Tompaso terdapat watupinabetengan yang sejak lama ada digali oleh J. G. T Schwarz 1a) tahun 1888 merupakan batu yang dianggap suci oleh orang Minahasa dahulu. Jauh sebelum digali oleh  Schwarz batu tersebut menjadi tempat bermusyawarah orang Minahasa.Pada masa pemerintahan Belanda tahun 1679 Minahasa ada 23 walak, tahun 1856 ada 27 walak, Tompaso salah satu walak (pakasaan). Walak (pakasaan) Tompaso dibawa Mayor Sondakh memiliki wilayah diseberang Ranoiapo yang kemudian waktu itu daerah tersebut menjadi distrik Tompaso dengan ibukotanya Motoling.
Sebelum adanya pemukiman Tompaso ini ada benerapa tempat yang merupakan batu lonjatan ke Tompaso dimana terdapat bukti berupa waruga yang berada di Mawale sebelah utara Kanonang, kemudian beralih lagi ke Padior sebelah selatan Tompaso II sekarang dan perkebunan Kamanga (Timbukar) di sebelah Barat Daya Tompaso terakhir beralih ke Tompaso sekarang. Kepercayaan yang dianut peduduk sebelum injil masuk dan berkembang yaitu percaya kepada sesuatu yang mempunyai kekuasaan tertinggi disamping itu ada roh-roh yang berada disekitar kehidupan manusia yang dikenal dengan alifuru.
Kedatangan orang barat pada mulanya berdagang, bersamaan dengan itu datang juga penginjil-penginjil. Mula-mula Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris dan bangsa lain. Penginjil-penginjil mulai masuk ke Minahasa pada abad 16 awalnya yakni Kristen Katolik.Penginjil-penginjil masuk melalui Maluku.Khusus Kristen Protestan mulai masuk abad 17. Usaha pekabaran Kristen Protestaninjil berjembang pesat dan sukses dengan cara mendirikan sekolah. Mula-mula pengabaraninjil Kristen Protestan dibawah oleh Nederlandch Zendeling Gonootschap mulai pada tahun 1831 oleh Ridel dan Schwarz1bkemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda terakhir oleh Sinode GMIM pada tahun 1934.
Pekabaran injil oleh pendeta dari barat kemudian dibantu oleh para penolong-penolong.Tahun 1831 Tumompaso (Tompaso, Tolok, Tompaso II, Pinabetengan, Tonsewer, Touure dan Kanonang), termasuk dalam Resort Langowan.Tahun1934 menjadi klasis berubah menjadi lingkaran pada tahun 1951 berakhir menjadi Wilayah pada tahun 1965.



BAB IV
JEMAAT GMIM TOMPASO
(sekarang GMIM EFATA Tompaso)
1.      Pelayanan Kepada Jemaat oleh Penlong
Pada saat GMIM bersinode pelayanan ibadah dipimpin oleh Penlong DK Kalesaran 1933-1942.Penlong DK Kalesaran berasal dari Woloan Tomohan80.Penlong DK Kalesaran dibantu dalam administrasi oleh sekretaris Lekes Tamunu dan bendahara Samuel Tarore.Penlong pada mulanya penolong statusnya sebagaimana seorang Pendeta Guru Jemaat tahun 1932-1938 adalah Pinaria.Disaat itu komisi pelayanan yang berperan adaalah Kaum Ibu dan Pemuda.Tahun 1937 Komisi Pelayanan Kaum Ibu adalah Persatuan Kaum Ibu Minahasa (Perkim). Sebagai Ketua Perkim Ibu Mewengkang Lapian, Sekretaris Ibu Lumunon Lantang dan Bendahara Ibu Nelwan Lumunon.
Tahun 1937-1946 Komisi Pemuda bernama Serikat Pemuda Minahasa (SPM) sebagai Ketua Wilhemina Mamesah, Sekretaris Sarah Kalesaran, Bendahara Corry Laluyan.SPM Jemaat dibantu oleh 3 kelompok yaitu Kelompok Sehati terdiri dari 4 desa (Sendangan, Liba, Talikuran, Tempok), kelompok Imanuel Kamanga Selatan), Kelompok Efrata (Kamanga Utara dan Tember).
Istilah Penlong diganti Pendeta pada saat Ketua Sinode dijabat oleh DS.AZR Wenas.Tahun 1942-1947 Pdt.W. Kolibu menggantikan Penlong DK Kalesaran Pendeta WA Kolibu berasal dari Tompaso. Ia dibantu oleh Penlong Laluyan yang sudah menjadi Emeritus Pimpinan Jemaat sebagai :
Ketua                           : Pdt. WA Kolibu
Sekretaris                     : Lekes Tamunu
Bendahara                   : Benyamin Nelwan.

Dimana itu berlangsung Perang Dingin ke II.Saat itu anggota jemaat mengungsi ke kebun.Ibadah-ibdah diadakan dirumah bulu yang agak luas di kebun Saliwunut. Limbobok, Padior, Tatawun dan Nuangan. Penlong WA Kolibu melayani jemaat di Saliwunut, Penlong Laluyan di Limbobo Tatawun dan Nuangan.Saat ini ekonomi jemaat sangat sulit. Ada yang menggunakan karung goni pengganti baju, pada tahun 1938 Guru Jemaat Pinaria diganti oleh Manuel mamesah, tahun 1943 diangkat lagi guru jemaat Eres Mewengkang.
Pada tahun 1946, SPM dan Perkim berubah menjadi PPKM dan PKIKM. PPKM (Pergerakan Pemuda Kristen Minahasa), PKIKM (Pergerakan Kaum Ibu Kristen Minahasa). Pada tahun 1946 Perkim yang sudah berubah menjadi PKIKM dimimpin oleh
Ketua                           : Ibu Wihelmina Kolibu Mamesah\
Sekretais                      : Lies Mokalu Nelwan
Bendaharan                 : Corry Manahirip Laluyan
Usaha yang dilakukan PKIKM adalah menyiapkan kereta jenazah.
2.      GMIM Tumompaso Berubah Menjadi Lingkaran Tumompaso
Ketika Tumompaso berubah menjadi Lingkaran Pendeta di Jemaat bagian Tompaso tahun 1947-1954. Sebagai ketua, sekretaris dan bendahara :
Ketua               : Lolombulan Sondakh
Sekretaris         : F. Tamunu
Bendahara       : George Mewengkang.
Pendeta L. Sondakh melayani tahun 1947-1954, ia sangat dekat dengan masyarakat. Ia juga gemar beternak kuda pacu. Sebagai ketua, sekretaris dan bendahara :
Ketua               : Pdt. L. Sondakh
Sekretaris         : Lekes Tamunu
Bendahara       : Samuel Tarore
Pendeta L. Sondakh diganti oleh Pendeta Roring 1954-1955, ia juga seorang pemain sepak bola. Walaupun ada sebagian anggota jemaat yang tidak setuju seorang pendeta pemain sepak bola. Sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara :
Ketua               : Pdt. Roring
Sekretaris         : F. Tamunu
Bendahara       : G. Mewengkang.
Sebagai pimpinan PPKM pada tahun 1946-1957 adalah :
Ketua               : Hans Mewengkang,
Sekretaris         : Lies Nelwan,
Bendahara       : Corry Laluyan.
Pembantu         : Anni Wenas, Yuul Mewengkang.
PPKM pada periode ini punya 3 kelompok (sekarang dikenal dengan rayon) 1.Kelompok/Rayon Sehati (Talikuran, Liba, Sendangan) sebagai ketua Marthen Rattu. 2. Kelompok/Rayon Imanuel (Kamanga Selatan) sebagai ketua Pes Wowor, dan 3. Kelompok/Rayon Efrata (Kamanga II, Tember) sebagai ketua Yuul Mamesah.Pimpinan PPKM juga melayani Sondag School (Sekolah Minggu).
Tahun 1958 PKIKM menjadi pimpinan adalah :
Ketua               : Ibu Mamesah Kaperek
Sekretaris         : Ibu Wihelmina Kolibu Mamesah
Bendahara       : Ibu S. Mewengkang Tarore.
Ibu Mamesah Kaperek menjadi anggota Badan Pekerja Sinode selama 8 tahun.Usaha PKIKM adalah meyukseskan Sekolah Kepandaian Putri di Titiwungen Manado dan Rumah Pengasihan Betesda.
Pimpinan PPKM tahun 1952-1956 adalah :
Ketua               : Arnik Nelwan
Sekretaris         : Busuk Rattu dan
Bendahara       : Julien Mamesah
Pada tahun 1956-1958 pimpinan PPKM :
Ketua               : RI Kaawoan,
Sekretaris         : Joddy Oping
Bendahara       : Mamesah
Pendeta Roring digantikan oleh Pdt. Tumilaar yang berasal dari Tumaratas. Sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara ;
Ketua               : Pdt. Tumilaar
Sekretaris         : F. Tamunu
Bendahara       : G. Mewengkang
Tahun 1955-1961 saat itu lingkaran Tumompaso ada 7 jemaat bagian, yaitu : Jemaat Bagian Tolok, Jemaat Bagian Tompaso, Jemaat Bagian Tompaso II, Jemaat Bagian Pinabetengan, Jemaat Bagian Touure, Jemaat Bagian Tonzewer, dan Jemaat Bagian Kanonang.
Tahun 1958 anggota jemaat berada dipengungsian terpisah-pisah di perkebunan, karena terjadi perang antara Permesta dan Pemerentah Pusat.Ibadah di gereja sangat kurang, demikian juga sekolah-sekolah ditutup.Minahasa berada dalam pemerintahan Permesta.Beberapa bulan kemudian Pemerintahan Pusat melalui TNI menguasai kembali Tompaso, masyarakat dipengunsian disuruh kembali kerumahnya masing-masing.Ibadah di gereja berlangsung kembali, namun perang masih berlangsung Permesta dan TNI masih terjadi kontak senjata.Setiap keluarga membuat lubang perlindungan di halaman rumahnya.Dalam keadaan perang manusia diliputi perasaan takut dan menderita.Mereka menyerahkan diri pada Tuhan, sangat rindu mendapatkan keselamatan.Akhirnya Ibadah Minggu dan Salinan kembali normal, tahun 1961 perang berakhir.Pdt. Tumilaar diganti oleh Pdt. Mesie.Pendeta Mesie berasal dari Tumaratas. Tahun 1961-1962 sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara :
            Ketua               : Pdt. Masie
            Sekretaris         : H. Turangan
            Bendahara       : G. Mewengkang.
3.      Tahun 1965 GMIM Tumompaso menjadi wilayah
GMIM Tompaso di tetapkan menjadi pusat wilayah sehingga ketua wilayah berada di Jemaat GMIM Tompaso.Sebagai ketua wilayah Pdt. Waleleng, turun ke jemaat-jemaat dan sering harus berjalan kaki.Bahkan ke jemaat yang berada di Kota Menara harus berjalan kaki dan di temani oleh anggota PPKM.
Pada tahun 1959-1966 Pimpinan PPKM :
            Ketua               : Rudolf Mamesah,
            Sekretaris         : Jan A. Mamesah,
            Bendahara       : Hety Mewengkang
Kegiatan PPKM mengadakan drama rohani, memimpin Sondaag School sekarang sekolah minggu yang dilaksanakan tiap minggu pagi.Ada 3 tumpukan PPKM saat itu yakni Sehati, Imanuel, Efrata.Sebagai ketua tumpukan Sehati yaitu J.B Turangan, tumpukan Imanuel ketua yaitu Wempi Manongko, untuk tumpukan Efrata ketuanya Johny Tamunu. Tempukan Sehati (terdiri dari desa : Talikuran, Tempok, Liba, dan Sendangan). Tumpukan Imanuel (desa : Kamanga Selatan), tumpukan Efrata (desa : Kamanga Utara dan Tember. Diwaktu itu PPKM sangat giat melakukan kegiatan drama rohani.Pdt. Massie digantikan oleh Pdt. Bernard Waleleng pada tahun 1962-1974.Pdt B. Waleleng berasal dari Tandengan. Pdt B. Waleng leng dikala masuk jemaat  GMIM Tompaso masih pemuda.
Pada tahun 1975 di jemaat GMIM Tompaso diadakan sidang sinode ke 50 selama 5 hari.Salah satu keputusan sidang tersebut sentralisasi keuangan jemaat ke sinode.Konsumsi peserta siding di sediakan oleh jemaat Tompaso melalui kolom-kolom.
Perletakan batu pertama pembangunan gereja yang permanen pada tah1977. Selain pemangunan fisik, dalam pelayanan untuk membantu jemaat tetap juga diperhatikan yaitu di tahun 1980 gerejapun ikut membantu anggota jemaat yang sakit yang juga di laksanakan sampai sekarang.dana yang diperoleh dari jemaat yaitu dengan dibuatkan kotak untuk tabungan dari setiap keluarga,setiap bulan disetor ke syamas masing-masing kolom kemudian disetor kebendahara jemaat.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1987 jemaat GMIM Tompaso berubah nama menjadi Efata Tompaso. Yang diresmikan olen Menteri Sekretaris Negara, Sudarmono, SH. Dan hingga saat ini telah memekarkan Jemaan GMIM kamang-Kamangan, Paulus Tempok, Ebenheazer Tember, Syalom Tompaso, dan dalam persiapan untuk pemekaran GMIM Efata Tompso di rayon Liba.










































STAATBLAAD   No. 155  tanggal 5 Mei 1927

Yang berbadan hukum diatas ada 12 gereja, dan GMIM termasuk nomor 1

STAATBLAAD = peraturan perundang-undangan pada masa Hindia Belanda

1 komentar:

  1. M2 Casino | Online slot games at JMThub.com
    JMT Hub has 바카라 사이트 teamed up with Betway to bring you 순천 출장안마 the best online slot 군포 출장마사지 games in our 남양주 출장마사지 region of the world 하남 출장마사지 - the casino slot game.

    BalasHapus